sehari selepas natal, nggak ada salahnya gue mengucapkan selamat natal bagi kalian yang cukup
menjelang tahun baru, selain menyusun resolusi, gue ingin menutup dengan keluh-kesah (seperti biasa). kali ini temanya (maaf) agak serius, yaitu keprihatinan bagi negara ini yang katanya menjunjung tinggi toleransi bermasyarakat, khususnya beragama. nggak usah antar-agama dulu, yang agamanya sama saja masih sering gontok-gontokan: berebut tempat ibadah, saling bilang sesat, mengklaim dirinya tuhan, dsb. begitulah cerita yang gue lihat di berbagai media berita sampai jenuh. dan seperti sudah menjadi tradisi orang
untungnya (atau sayangnya?) gue bukanlah orang yang taat beragama. jauh sekali dibilang fanatik. bahkan ada teman yang bilang agama gue cuma di ktp, dan gue sama sekali nggak tersinggung kok. tapi, gue tetap berusaha berbuat baik, berdoa, dan try to do something good to/for everyone. itu yang menurut gue jauh lebih penting dari sekedar menunjukkan pilihan agama kita apa atau bagaimana rajinnya kita beribadah. do good things, itulah yang paling penting..
berita-berita sepanjang tahun ini masih didominasi cerita-cerita yang buruk seputar
lain cerita lagi, gue pernah baca kolom opini sebuah majalah (gue lupa namanya) yang berisi keprihatinan bahwa di bali makin banyak dibangun mesjid/mushola yang menggunakan pengeras suara di atas menara. ketika adzan atau ceramah, suaranya pasti terdengar ke mana-mana. padahal, orang bali tentunya ingin beribadah dalam suasana yang tenang. setidaknya itu yang gue tahu dari istri gue, karena dia orang bali dan beragama hindu. walau sudah nggak pernah ke bali, dia pun sangat prihatin dengan hal ini..
keprihatinan lainnya adalah ketika ada pembangunan masjid/mushola di
belakangan ini, gue juga melihat makin banyak kaum perempuan yang menggunakan kerudung/jilbab. makin banyak pula instansi pemerintah dan bidang usaha lainnya yang membolehkan, bahkan mewajibkan hal ini. keprihatinannya adalah turunnya minat (perempuan) untuk menggunakan pakaian tradisional, misalnya kebaya dan konde jawa. toh gue lihat kerudung ini tidak menjamin bahwa kepribadian pemakainya lebih baik dari yang tidak memakai. tetap saja banyak yang buang sampah sembarangan, tidak disiplin di jalan, atau pakai helm nggak benar, dsb. orang
tapi, ada sebuah artikel di harian kompas yang menurut gue sangat menggugah dan menyisakan rasa optimis gue, bahwa harapan masih ada. artikelnya membahas bagaimana sebuah mesjid dan sebuah gereja jawa didirikan berdampingan di suatu tempat di
inilah beberapa opini gue. bukan karena gue non-muslim, tapi lebih sebagai individu dalam masyarakat
harapan gue adalah semoga kita semua ini diselamatkan dari segala nasib sial. semoga negara terkutuk ini cepat sembuh, khususnya
so, merry christmas everyone..
catatan tambahan: opini serius berikut gue mungkin akan mengambil topik betapa orang